Rabu, 01 Februari 2012

KONDISI RUH SETELAH MATI

KONDISI RUH SETELAH MATI
Seperti apakah sebenarnya kondisi ruh kita nanti? Jawabannya adalah Wallahu a'lam. Namun demikian, Allah SWT memberikan sedikit gambaran dan penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah SAW. Terkait dengan ruh ini Allah SWT berfirman: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit. " Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang terkait dengan ruh ini. Rasulullah menerangankan terkait dengan ruh: 1. "Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buahnya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan 'Arasyi. "(Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim) 2. "Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu." (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al- Istidzkar dan At-Tamhid) 3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Saw bersabda: "Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah SAW:" Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW? Rasulullah SAW menjawab, "Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing." (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik). 4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih pada orang yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda: "Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya sampai dia berdiri meninggalkan kuburan itu." (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr). 5. Orang yang telah meninggal mengetahui kondisi dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda: a. "Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain itu, maka mereka berkata: "Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami." (HR. Ahmad dalam musnadnya) . b. "Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua di hari Jum'at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal. "(HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl). 6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh. "Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan. "(At-Thur: 21) Hadis tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya. Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafiqul `A'la. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya. "Dan di hadapan mereka (anggota kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan". (Al-Mu'minun: 100) Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka. SEBUAH KISAH al-Fadhel bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karena kesibukannya. Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segera menziarahinya. Disaat ia duduk disisi kuburan ayahnya, dia tertidur dan melihat seolah olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya. Ayahnya berkata: "wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku? Al-Fadhel berkata: "Apakah kamu mengetahui kedatanganku? " Ayahnya pun menjawab: "Kamu pernah datang setelah aku dikubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitu pula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu". Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk mengunjungi ayahnya. bersabda: "Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukannya, agar KALIAN INGAT MATI". (HR. Abu Daud) Lalu apa yg terjadi sekarang, justru orang berziarah karena bukan untuk INGAT MATI tapi TAKUT HIDUP, yaitu dengan cara meminta-minta kepada anggota kubur agar dimudahkan rejeki, jodoh, diselesaikan masalah, dll. apa yang dilakukan ini termasuk musyrik / syirik. Ingatlah, berziarah bukan satu-satunya cara untuk kita untuk MENGINGAT MATI, karena banyak cara yang Rasulullah ajarkan kepada kita. Misalnya, kita melakukan sholat, shaum, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orangtua, komitmen dan amanah dalam pekerjaan dst, sesungguhnya hal-hal tsb merupakan kesadaran diri, bahwa kita INGAT MATI dan itulah yang harus kita lakukan saat masih hidup. ADAB berziarah 1 . Mengucapkan Salam. "Assalamu'alaikum ahladdiyar minal mukminin wal muslimin wa innaa insyaa Allahu bikum lahikuuna nasalullaha walakumul 'afiyat" (HR. Ahmad dan Muslim) 2. Berjalan pelan, berpakaian sopan dan tidak gaduh atau berisik apalagi tertawa-tawa. 3. Berdoa untuk keselamatan anggota kubur, bisa juga membaca doa dari bacaan shalat jenazah. 4. Dilarang melangkahi kuburan, menginjak kubur, berdiri diatas kuburan atau duduk diatas kuburan. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya menginjak bara api atau pedang itu lebih aku sukai dari menginjak kubur seorang muslim." (HR. Muslim dan HR. Ibnu Majah) 5. Dilarang berdialog / ngobrol dengan anggota kubur. berziarah merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulullah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya se dalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian dan kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup seorang melainkan awal dari segalanya. Sumber: Moslem Power - Dalam Name of Allah, the Merciful, the Most Merciful Wallahua'lam Barakallahufikum ...
Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar